Dari gerakan tangan, gerakan tubuh dan postur, terbentuklah kesan. Kesan-kesan ini bisa saja positif ataupun negative.
Gerakan Tubuh |
“Waktu oertama kali bertemu, orang tidak bisa tahu apa prestasi kalian,” kata Lynn Pearl, kepala perusahaan konsultan Executive Communications, Inc., di Chicago. :Itulah mengapa penting sekali kalian menyadari tanda-tanda yang diperagakan tubuh kalian.”
Berdiri tegak : Posatur tegap dan tegak mengatakan bahwa kalian percaya diri, jujur dan berhasil. Bahkan orang yang bertubuh pendek, pose percaya diri akan membuat kalian tampak ebih tinggi dan lebih besar.
Langkah lebar, langkah kecil : Dengan menggunakan seluruh kaki untuk berjalan, mengambil langkah lebar dan punggung dan kepala tegak menunjukkan sikap percaya diri dan jujur, berani. Sebaliknya, berjalan dengan langkah kecil sementara bahu membungkuk membuat orang tampak tidak percaya diri dan rentan.
Sambutan ramah : Dengan jarak pendek mengangkat alis apabila kalian pertama-tama berjumpa dengan seseorang, membuat kalian tampak berminat, lincah dan siaga.
Berdekatan : Setiap orang berhak mendapat ruang pribadi sekelilingnya. Sebagai peraturan, ruang priadi kalan berjarak dari satu sampai hamper dua meter di depan kalian.
“Zona intim” ini berjarak setengah meter. Apabila seseorang bergerak terlalu dekat, ia mengakibatkan seuasanatidak nyaman. Ini merupakan gerakan agresif yang memperlihatkan bahwa orang itu tidak menghormati batas dan jarak pribadi orang lain. Keadaan seperti mebuat orang menjadi pasif merasa rentan dan defensive. Jaga jarak kecuali kalau kalian di undang masuk.
Tidak berminat : Jika kalian ingin memperlihatkan bahwa kalian berada di atas semua yang terjadi sekeliling kalian, bersandarlah pada dinding dengan kedua lengan kalian menyilang di tubuh kalian. Pesannya sangat jelas “Jangan ganggu saya.”
Mengapit leher : Apabila tangan mengayun ke atas dan mengapit tengkuk, maka yang diperlihatkan itu adalah amarah. Di zaman primitive gerakan seperti itu akan berakhir sebagai tamparan atau pukulan di kepala orang yang dihadapi. Tetapi, di masyarakat beradab, gerakan itu ditahan. Mereka yang mengerti bahasa tubuh paham akan kekuatan gerakan ini.
Tidak bisa diam : Dalam suatu situasi social, di pertemuan atau pesta dan kumpul-kumpul, jika kalian menyembunyikan uang kecil dalam saku kalian, bermain dengan rambut kalian atau memegang-megang baju kalian, maka petunjuknya sudah jelas : kalian resah dan tegang. Supaya kalian bisa member kesan yang baik, cobalah hentikan gerakan-gerakan yang menunjukkan keresahan ni.
Menarik-narik celana : Inilah tindakan yang lebih sering dilakukan laki-laki ketimbang perempuan, karena kaum pria hamper selalumengenakan celana. Kain dari satu kaki celana diangkat menunjukkan ketidak percayaan, seakan orang itu baru saja melangkah ke dalam sesuatu yang menjijikkan dan ia sedang mencoba mengepretnya lepas dari celana.
Bersandar pada dinding : Apabila kalian bersandar pada dinding atau lubang pintu dengan cara santai dan terbuka, maka kalian sedang mengatakan, “Jangan pergi.” Inilah satu cara untuk memperpanjang suatu percakapan, terutama disebuah kumpul-kumpul social dan sejenisnya.
Membungkuk : Gerakan ini adalah gaya lama untuk menunjukkan hormat, bukan suatu gerakan tipikal di begeri Barat kecuali dikalangan dan lingkungan diplomatis. Tetapi di zaman dagulu, terutama di negara-negara latin, membungkuk adalah cara member hormat yang lazim. Sekarang paling sering digunakan apabila para actor atau penyanyi mengucapkan terima kasih di panggung atas tepukkan tangan para hadirin (kalian pasti sudah tahu, para artis yang lagi manggung seusai manggung mereka maju kedepan panggung lalu membungkukkan punggung mereka sebagai tanda ucapan terima kasih mereka kepada penonton).
Cerminan : Apabila dua orang sedang berbicara dan kedua-duanya menemukan diri mereka dalam posisi yang sama, maka kejadian itu mengungkapkan rasa suka kepada satu sama lain. Orang bersama sering “mencerminkan” satu sama lain dan bahkan mengatakan kata-kata yang sama pada saat yang bersamaan.
Muka berhadapan muka : Tidak seperti cerminan, apabila dua orang berdiri berhadapan muka, tubuh berhadapan, maka keadaan seperti ini mencerminkan agresi yang ekstrim. Dalam keadaan normal, kaum laki-laki agak berpaling dari satu sama lain apabila mereka berbicara. Jika mereka menginginkan satu penyelesaian masalah, mereka memposisikan diri mereka hidung menghadap hidung dalam sikap yang sangat agresif ini.